Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kisah Ortu Siswa Peraih Medali Emas di Ajang JSO Nasional 2024

Minggu, 07 Juli 2024 | Juli 07, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-08T03:04:39Z
Pamekasan, Senin 8 Juli 2024, kebanggaan dan ironis, bagi orang tua siswi SDN Duko Timur 1 Larangan, Pamekasan, seorang Rosifah Amidah. Sebab sebagai wali murid berhasil mendukung secara mandiri, anak kandungnya meraih medali emas bidang Matematika dalam ajang Jenius Science Olympiad (JSO) Tingkat Nasional Tahun 2024. 

Menurut Zainul Arifin, sebagai seorang ayah wajib hukumnya mendukung prestasi anaknya. Sebab JSO diselenggarakan Yayasan Pendidikan Intan Mutia di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada 30 Juni 2024.

Bahkan ajang bergengsi itu diikuti oleh perwakilan siswa seluruh provinsi di Indonesia. Lalu secara teknis akan melombakan beberapa bidang lomba atau mata pelajaran. Diantaranya Matematika, Sains, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS. 

"Anak saya, Rosifah Amidah, enam siswa lainnya di SDN Duko Timur 1 juga berhasil membawa medali perak pada ajang JSO 2024 tersebut," ujarnya.

Pasalnya, keberhasilan Rosifah Amidah, meraih medali emas tak lepas dari semangat dan perjuangan dari orangtuanya. Nah, bagi Zainul Arifin, dengan cara apapun orangtua tua akan melakukan apapun agar anaknya berhasil dan berprestasi meski tanpa dukungan dari pemerintah selama ini.

Alhasil, Zain sapaan akrab Zainul Arifin merasa tidak percaya anaknya bisa mendapatkan medali emas pada ajang JSO 2024. Sebab dalam prosesnya banyak kendala terutama dalam memenuhi kebutuhan akomodasi dan pendaftaran yang harus dilakukan secara mandiri dan swadaya.

“Karena sebelum perlombaan dimulai, Sifa sempat down saat melihat semua teman-temannya diantar oleh bapak dan ibunya, sementara Sifa hanya berdua dengan saya,” terang Zain pada media.

Dijelaskan, proses untuk megantarkan sang putri mengikuti ajang tersebut penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Sebab untuk berangkat ke Jogja bersama orangtua siswa lainnya rela patungan dan saling bantu soal pendanaan.

“Untuk berangkat ke ajang tingkat nasional di Jogja ini kami patungan untuk transportasi, yang penting sampai ke Jogja dan anak bisa mengikuti lomba,” tukasnya lagi. 

Ironisnya juga, bersama yang lain, mereka membawa bekal bahan makanan dan alat masak sendiri. Yakni seperti alat pemasak nasi rice cooker, beras karungan, dan kompor gas kecil agar irit dan tidak banyak habiskan dana untuk konsumsi semua rombongan. 

“Sebagai orang tua yang ingin melihat anak sukses, apapun akan saya lakukan. Seperti kata pepatah, meskipun kaki harus di kepala ataupun kepala harus di kaki,” ujarnya.(yudi)